Total Tayangan Halaman








Sabtu, 26 Mei 2012

MODEL PEMBELAJARAN MODIFIKASI BERMAIN PERAN (REVISI)


oleh
 Aida Anwariyatul Fuadah
Menurut Rachmat Widodo, model pembelajaran berbicara  ada delapan. Kedelapan model ini yaitu bermain peran, parafrase, berbicara, menceritakan kembali, melanjutkan cerita,  reka cerita gambar, bertanya, menjawab pertanyaan. Model  pembelajaran berbicara yang di jelaskan oleh Rachmat Widodo dalam sebuah situs resminya (http://wyw1d.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-berbicara/)  pastinya memiliki perbedaan dengan teori pakar lain. Sebagai calon guru hendaknya bisa menggunakan model mana yang akan di gunakan dalam pembelajaran. Tentu saja dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan model tersebut. Guru harus mampu mengembangkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan yang terdapat pada  model-model pembelajaran.
Menurut saya pribadi, model pembelajaran berbicara yang efektif  adalah bermain peran. Pada model ini semua siswa dilibatkan untuk mampu berani berbicara. Sikap berani adalah hal yang paling penting dalam pembelajaran berbicara. Banyak siswa yang ingin berbicara namun terbentur dengan rasa malu atau bahkan takut kepada guru dan teman-temanya. Hal ini yang saya soroti dalam pembelajaran berbicara, dimana siswa harus mampu bahkan di tuntut untuk mendapatkan keberanian dalam hal berbicara. Model ini pun memberikan nilai positif lainya yaitu mampu berperan menjadi tokoh lainya yang bukan dirinya, siswa bisa mengapresiasi, bisa menghayati dan lain sebagainya. Jadi, menurut saya model pembelajaran berbicara bermain peran sangat cocok digunakan dalam proses belajar berbicara. Model ini digunakan oleh SMA kelas XI.2 sesuai dengan SK KD tingkat SMA.
Tentu saja, dalam setiap model pembelajaran terdapat langkah-langkah di dalamnya. Guru harus mampu menyusun langkah-langkah ketika akan memulai pembelajaran berbicara. Saya mencoba membuat langkah-langkah pembelajaran berbicara bermain peran.
1.      Guru mempersiapkan gambar-gambar mengenai sebuah kegiatan dan terdapat empat sampai lima orang tokoh dalam gambar
2.      Guru menayangkan gambar tersebut  melalui in fokus
3.      Guru membagi kelompok 4-5 orang siswa
4.      Guru menugasi setiap kelompok, untuk menganalisi gambar dan kemudian membuat percakapan dalam selembar kertas hasil diskusi
5.      Guru menunjuk kelompok yang sudah siap untuk ke depan kelas, menjelaskan hasil analisisnya dan bermain peran sesuai gambar yang di tentukan guru, dengan percakapan yang otodidak
6.      Guru memberikan motivasi kepada siswa
7.      Guru memberikan komentar dari hasil presentasi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin di capai
8.      Kesimpulan
Metode ini bersandar pada Examples Non Examples dari buku pandulan Model-model pembelajaran bagi Guru MAN 2 Kota Bandung. Dalam langkah-langkah tersebut saya memadukan antara model bermain peran dan reka cerita gambar. Dimana siswa dilibatkan dalam berbagai aspek lainya selain bermain peran saja. Melihat gambar, menganalisis gambar, berdiskusi gambar, berimajinasi, membuat percakapan sehari-hari secara sederhana dan bermain peran sesuai gambar.
Dalam semua model pastinya ada kelebihan dan kekurangan. Dalam model bermain peran ini terdapat kelebihan dari model yang lainya. Diantara kelebihanya yaitu :
1.      Menjadikan siswa subjek dalam pembelajaran
2.      Menuntut siswa untuk berani berbicara
3.      Mengembangkan potensi yang dimiliki siswa
4.      Mengukur kemampuan siswa dalam hal berbicara
5.      Menumbuhkan motivasi untuk menjadi lebih baik
6.      Sebagai sarana latihan berbicara di muka umum
Kemudian dalam model pembelajaran bermain peran juga terdapat kekurangan diantaranya yaitu :
1.      Kurangnya kesiapan dari peserta didik
2.      Guru harus lebih kreatif, apabila tidak maka model ini akan jauh dari harapan
3.      Egois sesama peserta didik, menjadikan kurangnya kerja sama
4.      Kurangnya komunikatif antara setiap kelompok
5.      Kreatif siswa dibatasi oleh gambar yang disediakan
 Demikianlah sekilas mengenai model pembelajaran berbicara bermain peran yang saya modifikasi ulang. Semoga memberikan manfaat kepada para pembaca. Model pembelajaran berbicara ini memang belum pernah saya terapkan dalam kelas. Jadi, banyak kekurangan di dalamnya. Semoga cepat atau lambat saya mampu menerapkanya. Sehingga saya bisa mengevaluasi dan meminimalisir kekurang-kekurangan model bermain peran yang saya modifikasi.




           



Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IconIconIconFollow Me on Pinterest

Blogroll